Hapiness
Kebahagiaan merupakan sebuah idaman bagi semua manusia. Namun demikian tidak mudah untuk merumuskan dan mendefinisikan tentang bahagia. Berikut ini merupakan konsep kebahagiaan yang saya ambil dari beberapa sumber ilmiah. Pertama, seorang individu yang bahagia harus memiliki Pleasant life. Seseorang indifidu yang mempunyai Pleasant life tinggi akan cenderung pula merasa puas terhadap masalalunya sehingga ia akan cenderung lebih mudah memaafkan kegagalan dirinya sendiri maupun kesalahan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya. Hal ini berpengaruh pula pada kepuasan terhadap hidup yang tengah dijalaninya saat ini, dimana ia akan cenderung merasakan ketentraman dalam hidupnya. Kondisi tersebut menyebabkan individu cenderung memiliki sikap yang positif terhadap masadepanya, sehingga ia akan bersemangat dan optimis dalam merencanakan masa depannya.
Aspek enggaged life (hidup terikat dengan pada kesibukan) dapat diartikan sebagai hidup yang terikat dengan berbagai aktifitas yang berkaitan dengan aspek intrapersonal maupun interpresonal individu tersebut. Seorang individu yang memiliki enggaged life tinggi cenderung menyibukkan dirinya untuk mengenali dan mengembangkan potensi dirinya sekaligus berusaha menjalin hubungan interpresonal dengan lingkungan sosial secara aktif sehingga ia akan mampu akan mengenali dirinya sendiri secara utuh dan mengembangkan kekuatan potensi dirinya.
Bila kedua aspek diatas dimiliki seorang individu maka ia akan cenderung memiliki pursuit of meaning (hidup yang penuh makna) yang tinggi pula. pursuit of meaning didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk memahami seluruh hal yang terjadi pada dirinya dengan cara terfokus menyikapi berbagai masalah yang ada dalam dirinya secara positif. Hal ini akan berdampak pada kemampuan individu tersebut membantu mengatasi permasalahan yang dihadapi secara mandiri tanpa ketergantungan orang lain maupun membantu orang lain untuk memecahkan masalahnya.
Sumber:
Seligman, M. E. P., Rashid, T., dan Parks, A. C. 2006. Positive Psychotherapy. Journal american psychologyst. November 2006